1.
Bagaimana peranan
intelegensi dan kreativitas terhadap prestasi belajar seseorang
Dengan
mengetahui hubungan antara kreativitas, inteligensi dan ingatan dengan prestasi
belajar serta bagaimana sumbangan
relatif masing – masing terhadap
keberhasilan di sekolah, kita dapat menarik kesimpulan mengenai corak dan
tujuan sistem pendidikan tersebut, inilah yang disebut diagnostik terbaik
(inverted diagnostics) oleh Hofstee (1969). Dalam hal ini hubungan antara tes
(kreativitas, inteligensi, dan ingatan) dan kriteria (prestasi sekolah)
menginformasikan kualitas sistem pendidikan. Jika misalnya pada suatu sekolah
prestasi belajar berkorelasi paling tinggi dengan tes ingatan daripada dengan
tes inteligensi atau tes kreativitas, ini tidak berarti bahwa tes ingatan
merupakan peramal yang paling baik bagi prestasi sekolah, tetapi bahwa agaknya
pada sekolah tersebut ingatan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada
inteligensi dan kreativitas. Oleh karena itu, baik dalam assessment siswa
maupun penilaian sistem pendidikan sebaiknya digunakan berbagai tes yang
mempunyai arti psikologis yang bermakna dan yang cukup beragam, sehingga
memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai sejauh mana sasaran pendidikan
tercapai dan mengenai kualitas sistem pendidikan.
2.
Jelaskan mengenai
sikap kreatif sebagai ciri non-bakat dari kreativitas
Guilford
(1959) membedakan antara ciri bakat (aptitude trait) dan ciri non – bakat (non
– aptitude trait) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri – ciri aptitude
dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan dan keluwesan
(fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, dan ciri – ciri ini
dioperasionalisasikan dalam tes berpikir divergen. Sejauh mana seseorang mampu
menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri – ciri non aptitude
(efektif).
Penelitian
berdasarkan analisis faktor menunjukkan korelasi yang statistik bermakna
(signifikan) walaupun rendah, antara ciri – ciri non – aptitude atau afektif
ini, misalnya kepercayaan diri, keluwetan, apresiasi estetik, kemandirian dan
ciri – ciri aptitude dari kreativitas misalnya kelancaran, kelenturan, dan
orisinalitas dalam berpikir.
Sehubungan
dengan itu pengembangan kreativitas seseorang tidak hanya memperhatikan
pengembangan kemampuan berpikir kreatif tetapi juga pemupukan sikap dan ciri –
ciri kepribadian kreatif. Keberbakatan (giftdness) merupakan perpaduan antara
kemampuan umum atau kecerdasan (inteligensi), kreativitas (kemampuan berpikir
kreatif dan sikap kreatif), dan pengikat diri terhadap tugas (task –
commitment) atau motivasi – internal, yang juga merupakan non aptitude trait.
3.
Jelaskan mengenai
konsep kreativitas dan hubungannya dengan aktualisasi diri
Bisa
kita lihat bahwa bakat adalah sebagai pondasi nya sedangkan kreativitas adalah
proses nya. Di dalam sebuah proses kita harus memiliki pondasi yang baik untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Begitupula antara bakat dan kreativitas, jika
bakat tidak ada maka kreativitas pun juga tidak akan ada. Lalu, bagaimana kita
bisa mengetahui bahwa seseorang itu memiliki bakat di dalam dirinya? Jawabannya
adalah dengan meng-aktualisasi kan diri nya.
Contohnya
seperti ini, Ada seseorang yang sangat menyukai olahraga Bolavoli namun setelah
sekian lama dia berlatih kemampuannya ternyata hanya seperti itu saja dalam
artian tidak dapat berkembang lagi. Disamping itu, ternyata bakatnya itu ada di
cabang olahraga Bolabasket setelah dia melakukan tes untuk mengetahui
kemampuannya lebih baik di cabang olahraga mana. Jika dia mengambil peluang itu
untuk berlatih pada olahraga Bolabasket, maka kemampuannya akan berkembang
lebih baik daripada dia terus memaksakan dirinya untuk tetap di cabang olahraga
Bolavoli. Dan lagi, jika dia berlatih sesuai dengan kemampuannya ada di cabang
olahraga mana maka dia telah meng-aktualisasi kan diri nya dengan baik dengan
begitu bakatnya tidak akan terbuang dengan sia-sia.
Ketika
seseorang itu telah berlatih pada cabang olahraga yang sesuai dengan bakatnya,
maka kreativitasnya pun akan muncul. Contohnya adalah pada cabang olahraga
Bolabasket dia melakukan sebuah teknik Lay-up, dimana seseorang tersebut
berlari ke arah ring dengan dua langkah sambil mengayunkan bola ke papan pantul
/ ring. Nah karena dia memiliki sebuah kreativitas, maka dia akan menciptakan
sebuah variasi pada teknik tersebut, yaitu Back lay-up, dimana seseorang itu
berlari ke arah ring dengan dua langkah namun dengan posisi badan membelakangi
papan pantul / ring lalu mengayunkan bola pada papan pantul tersebut.
Jadi,
kesimpulannya adalah bakat dan kreativitas seseorang itu tidak dapat dipisahkan
karena dua poin tersebut saling mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain
jika seseorang tersebut meng-aktualisasi kan kemampuan yang ada pada dirinya
dengan baik.
Sumber :