Selasa, 26 September 2017

IDENTIFIKASI KREATIVITAS DAN BAKAT

IDENTIFIKASI KREATIVITAS DAN BAKAT

A.     Alasan untuk menemukenali Bakat Kreatif
1.  Pengayaan
Tujuan utama dari tes kreativitas ialah untuk mengindetifikassi potensi kreatif anak berbakat.Secara historis,keberbakatan diartikan sebagai mempunyai inteligensi tinggi dan inteligensi tradisional merrupakan ciri utama untuk mengidentifikassi anak berbakat intelektual Kesamaan antara inteligensi dan talenta ialah apa yang disebut precocity( keadaan cepat menjadi matang) .Anak yang precocious adalah seseorang yang mampu melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh mereka yang lebih tinggi usianya.Precocity belum tentu berarti mampu mencapai produktivitas yang orisinil .Kapassitas terakhir ini disebut Prodigiousness .Child Prodigy adalah seseorang yang prestassinya begitu luar biasa dan langka sehingga menakjubkan.
2.  Perbaikan (remediasi)
Alassan kedua yaitu untuk menemukenali mereka yang kemampuan kreatifnya sangat rendah.Yang tidak menguntungkan ialah bahwa program remedial dalam kreativitas masih sangat langka,bahkan di Indonesia belum ada.Salah satu ssebab ialah karena kita kurang mengetahui bagaimana melakukan hal ini .Sebab lainnya,banyak orang melihat kreativitas sebagai bakat pembawaan ,dan tidak sebagai suatu kapasitas yang dapat dipelajari.
3. Bimbingan Kejuruan
Penggunaan tes kreativitas untuk membantu siswa memilih jurusan pendidikan dan karierr masih pada tahap awal .
4. Evaluasi pendidikan
Pendidik sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah sekolah akan menggunakan program pengembangan kreativitas.Merreka khawatir bahwa hal itu dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa.
5.  Pola Perkembangan Kreativitas
Untuk 2 alasan :
a.  Mengetahui bagaimana pertumbuhan dan penurunan kreativitas pada macam-macam tipe orang .
b.  Mengetahui apakah ada masa puncak dimana kreativitas sebaiknya dilatih. Davis melihat tiga penggunaan tes kreativitas ,yaitu
-     untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif
-     untuk tujuan penelitian
-     untuk tujuan konseling
B.   JENIS ALAT UNTUK MENGUKUR BAKAT KREATIF
Potensi kreatif dapat diukur melalui beberapa pendekatan, yaitu pengukuran langsung; pengukuran tidak langsung, dengan mengukur unsur-unsur yang menandai ciri tersebut; pengukuran ciri kepribadian yang berkaitan erat dengan ciri tersebut; dan beberapa jenis ukuran yang bukan tes. Pendekatan kelima adalah dengan menilai produk kreatif nyata.
1.  Tes yang Mengukur Kreativitas secara Langsung
Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan digunakan, antara lain tes terkenal dari Torrance yang digunakan untuk mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thinking: TICT) yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural. Ada yang sudah diadaptasi untuk Indonesia, yaitu Tes Lingkaran (Circles Test) dari Torrance.tes ini pertama kali digunakan di Indonesia dalam penelitian Utami Munandar (1997) untuk disertasinya “Greativity and Education”, dengan tujuan membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreatifitas figural.
2. Tes yang Mengukur Unsur-Unsur Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensi, terdiri dari berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotorik (keterampilan kreatif). Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori, misalnya dimensi kognitif dari kreativitas-berpikir divergen-mencakup antara lain kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir, kemampuan untuk memperinci (elaborasi), dll.
3. Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian Kreatif
Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus, antara lain adalah :
-  Tes Mengajukan Pertanyaan, yang merupakan bagian dari Tes Torrance untuk Berpikir Kreatif.
-  Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukkan dampak pengambilan resiko terhadap kreativitas.
-  Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan dampak pengambilan risiko terhadap kreativitas.
-   Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri.
-   Dengan peran jenis kelaminnya. Alat yang sudah digunakan di Indonesia adalahBem Sex Role Inventory.
4.  Pengukuran Bakat Kreatif secara Non-Tes
Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis untuk mengukur kreativitas dirancang beberapa pendekatan alternatif.
-   Daftar Periksa (Cheklist) dan Kuesioner
Alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.
-   Daftar Pengalaman
Teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang di masa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif di masa depan. Format yang paling sederhana adalah meminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.
5.  Pengamatan Langsung terhadap Kinerja Kreatif
Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu nampaknya merupakan teknik yang paling absah, tetapi makan waktu dan dapat pula bersifat subyektif.
C.  CONTOH KASUS
Uji kreativitas
Bagian I
Dalam satu menit, pikirkan semua manfaat yang mungkin didapatkan dari
sebuah kaleng kosong. Tulis jawaban anda pada sehelai kertas. Cobalah
memunculkan sebanyak mungkin manfaat yang didapatkan.
Bagian II
Uji Torrance yang lengkap mengukur empat keterampilan kreatif utama
yang berkaitan dengan pemikir divergen. Dalam contoh kaleng di atas, para
penilai yang terlatih menilai tanggapan peserta didik dan menilai
berdasarkan empat katagori berikut ini.
a)  Kepiawaian, kemampuan memunculkan banyak ide yang beragam. 
Berapa banyak ide yang dihasilkan secara keseluruhan. 
b)  Keluwesan, kemampuan memunculkan ide dalam beberapa kategori.  Berapa macam manfaat yang didapat dari sebuah kaleng? Jawaban yang paling umum sebagai wadah, tetapi kaleng juga dapat digunakan sebagai mainan. Perangkat komunikasi, dan sebagainya.  
c)  Keorsinilan, kemampuan memunculkan ide yang unik dan aneh. Jawaban yang terkait dengan kegunaan yang sudah umum tidak akan mendapatkan nilai. Kegunaan yang unik, seperti “topi untuk boneka” akan diberi nilai 2 poin.  

d) Pengembangan, kemampuan menambahkan detail atau memperluas kegunaan benda yang dimkasud. Ide yang mengharuskan dilakukannya penambahan atau perubahan bentuk akan mendapatkan tambahan nilai. Misalnya, jika suatu ide mengharuskan kaleng itu dicairkan, dilebur,  dicat bahkan dikombinasikan dengan kaleng lain, nilai yang didapat akan lebih tinggi. Contoh apabila dicairkan, diberi nilai 1, apabila dicairkan dan dicat, nilai 2 dan sebagainya.  

sumber :
    Sumber 1
    Sumber 2
    Sumber 3

#SIP MERANCANG APLIKASI PSIKOLOGI

1. VIA Survey (Psikologi Positif) Survey VIA adalah tes kepribadian psikologi yang telah divalidasi untuk mengukur kekuatan karakt...