Jumat, 15 Juli 2016

REPOST FROM ANOTHER WEB


Benarkah Karakter Mickey Mouse Bikin Anak Bodoh?

Liputan6.com, Toronto Orangtua umumnya beranggapan buku cerita anak-anak yang bergambar tokoh kartun tak berbahaya dan menyenangkan. Selain itu, buku tersebut bisa membantu anak-anak belajar. Tapi, psikolog beranggapan berbeda.

Menurut para peneliti dari Departement of Applied Psychology and Human Development, Toronto University, kartun seperti Mickey Mouse dan Winnie the Pooh mungkin buruk untuk pembelajaran anak-anak. 

"Membaca buku yang menunjukkan hewan berbicara ataupun memakai pakaian menyebabkan anak-anak berpikir bahwa hewan seperti itu di dalam kehidupan nyata," kata Psikolog Profesor Patricia Ganea seperti dilansir MailOnline, Sabtu (29/3/2014).

Hal tersebut bisa memengaruhi kemampuan anak dalam mempelajari fakta nyata dan pengetahuannya tentang hewan.

Peneliti melakukan sejumlah tes pada anak-anak usia tiga dan lima tahun dengan membaca buku literatur tentang hewan yang sesuai fakta  dan memberikan buku yang menceritakan hewan berkarkter manusia yang dikenal sebagai antropomorfisme.

Kemudian, anak-anak ini diuji pengetahuannya tentang satwa liar. Hasilnya, anak-anak yang mendengar cerita tentang binatang berbicara lebih mungkin berpikir hewan sebenarnya bisa berbicara.

"Kami kaget menemukan anak-anak yang lebih tua saja di dalam penelitian kami sensitif terhadap penggambaran hewan antroposentris di dalam buku dan mengaitkan karakter manusia ke binatang setelah terpapar buku fiksi dibanding terpapar buku realitas," kata Profesor Ganea.

Profes
or Ganea mengatakan, ia tak akan berhenti membaca buku-buku tersebut untuk anak-anak, tapi dia akan menambahkan buku tentang hewan yang nyata juga.

"(Kami) menyarankan orangtua dan guru untuk mempertimbangkan menggunakan berbagai buku yang memberikan informasi dan nonfiksi, dan menggunakan bahasa faktual ketika menggambarkan dunia biologis untuk anak-anak," tulis peneliti dalam jurnal Frontiers in Psychology.

Buku-buku yang menampilkan binatang berbicara ataupun seperti manusia dengan memakai pakaian mengarahkan pada pemahaman yang kurang realistis. Buku tersebut tak hanya menghambat pembelajaran tentang fakta di alam tapi juga mengganggu pemikiran abstrak pada anak-anak dan penalarannya tentang binatang

Tanggapan : artikel ini sangat bermanfaat dan membuat pembaca mengetahui informasi yang sangan bagus dan bermanfaat tentang karakter hewan yang bisa berbicara dapat berdampak anak menjadi bodoh

From :

REPOST FROM ANOTHER WEB

Bermain di Taman Terbukti Kurangi Anak Berlaku Agresif

Liputan6.com, Jakarta Bebas piknik kapan saja, bermain layang-layang sepuasnya, atau sekadar berlarian di ruang terbuka adalah keuntungan yang bisa didapat anak yang tinggal di dekat area taman publik. Bahkan sebuah studi terbaru yang dimuat dalam Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry mencatat, ada manfaat penting lainnya yang juga didapat dari tinggal di dekat taman.
Para peneliti menemukan, anak-anak yang tinggal di dekat area hijau terbuka cenderung lebih tidak agresif. Laporan ini dibuat oleh tim peneliti di University of California. Mereka mempelajari 1287 individu dewasa kembar atau kembar tiga yang lahir pada awal 90an. Secara periodik mereka menanyai para orangtua untuk menggambarkan tingkah anak-anak mereka dalam kurun tahun 2000 hingga 2002, terutama pada tindakan perkelahian dan teriakan.
Melansir laman Goodhousekeeping, Minggu (10/7/2016), berdasarkan penelitian itu para ilmuwan menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di dekat area hijau terbuka cenderung tidak agresif dan hal itu berlaku baik dalam jangka pendek (satu hingga 6 bulan) mau pun kehidupan jangka panjang.
Peneliti memperkirakan, dampak beraktivitas di ruang hijau terbuka akan mengurangi tindakan agresif mereka saat dewasa secara klinis hingga 12 persen.Perlu dicatat, pepohonan dan halaman rumput tidak semata-mata menyebabkan hidup menjadi bahagia, ada faktor lain yang juga menentukan. Karenanya para peneliti menyarankan agar area tempat tinggal kaum urban diberi ruang-ruang hijau agar semua masyarakat merasakan manfaatnya.

Tanggapan : artikel ini memberi tahu pembaca tentang bahwa bermain di taman terbuka dapat mengurangi anak berlaku agresif, dan memberi informasi-informasih terbaru.

From :

Selasa, 12 Juli 2016

REPOST FROM ANOTHER WEB

Mitos Otak dan Pendidikan

Ternyata mitos tidak hanya ada di dalam cerita fiksi namun di dunia pendidikan, dan mitos itu menjadi dasar bagi pengajaran yang tidak efektif, menurut sebuah makalah yang terbit di Nature Review Neuroscience 15 Oktober 2014.
Apakah anda pernah mendengar bahwa manusia hanya menggunakan 10% otaknya? Atau manusia dengan otak kanan dominan lebih kreatif dari manusia yang dominan otak kiri? Kedua “fakta” tersebut ternyata merupakan neuromyths, atau mitos tentang otak, dalam publikasi oleh Paul A. Howard-Jones.
Menurut doktor dari Graduate School of Education Bristol University, mitos-mitos tersebut seringkali dipromosikan kepada guru sebagai hasil dari penelitian tentang otak, atau neuroscience. Namun peneliti di bidang neuroscience sendiri tidak menemukan hasil yang mendukung ide-ide tersebut. Lanjutnya, ide tersebut tidak ada nilai pentingnya bagi pendidikan, dan sering dikaitkan dengan penerapan pengajaran yang tidak efektif di kelas.
Howard-Jones meneliti guru-guru di Inggris, Belanda, Turki, Yunani dan Cina, dengan menyajikan 7 mitos tentang otak. Hasilnya, seperempat dari guru di Inggris dan Turki percaya bahwa otak anak akan menyusut jika meminum kurang dari 6-8 gelas per hari. Lebih dari setengah juga percaya bahwa siswa hanya menggunakan kurang dari 10% otaknya, dan kurang memperhatikan setelah minum minuman yang mengandung gula.
Lebih dari 70% guru di kelima negara tersebut percaya bahwa ada siswa yang lebih dominan otak kanannya atau otak kirinya. Lanjutnya, hampir semua guru (90% di kelima negara), jika siswa belajar sesuai dengan gaya belajar yang disukainya–auditori, visual atau kinestetis, siswa tersebut akan akan lebih baik dalam memahami pengetahuan.
Mitos-mitos lainnya seperti: latihan koordinasi bisa meningkatkan integrasi belahan otak kanan dan kiri, atau permasalahan dalam belajar karena perbedaan perkembangan fungsi otak tidak bisa diperbaiki lewat pendidikan.
Beberapa mitos di atas aku pernah dengar. Salah satunya, terkait gaya belajar visual, auditori dan kinestetis, sering didengungkan ketika aku masih kuliah dulu. Dan saat ini masih kupegang sebagai salah satu dasar dalam memberikan masukan bagi pengajar dalam proses pembelajaran.
Aku mungkin hanya salah satu dari sekian banyak pekerja pendidikan yang memegang mitos-mitos tersebut. Jika di dunia luar sana saja masih banyak guru yang mendasarkan pengajaran dari mitos-mitos tersebut, mungkin di Indonesia juga. Apalagi neuroscience belum begitu berkembang di sini. Atau justru ini keuntungan kita? Karena guru kita belum banyak tahu tentang ide-ide tadi, kita bisa memulai mempromosikan ide yang tepat tentang otak manusia.
Tanggapan : artikel ini sangatlah menarik karena kita bisa mengetahui apa saja mitos tentang otak yang belum kita ketahui
From :

REPOST FROM ANOTHER WEB

Mengenal 9 Tipe Kepribadian Manusia Dengan Lebih Asyik

Enneagram* Judul : Eneagram
* Jenis : Psikologi Kepribadian Populer
* Pengarang : Renee Baron dan Elizabeth Wagele
* Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
* Tahun Terbit : Desember 2005
* Halaman : 180
* Harga : Rp. 29.900,-
Kepribadian manusia selalu menjadi tema yang menarik untuk dicari tahu, apalagi kepribadian kita sendiri. Rasa ingin tahu tersebutlah yang lantas membuat banyak orang pergi ke psikolog untuk menjalani tes-tes kepribadian. Semua ini dilakukan demi mengetahui “seperti apa sesungguhnya diri kita ini?”
Enneagram 
Selain dengan mengikuti tes-tes psikologi, ada satu metode yang bisa digunakan untuk mengetahui kepribadian yaitu menggunakan enneagram. Enneagram diartikan sebagai “sebuah gambar bertitik sembilan”. Metode ini dikabarkan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diajarkan secara lisan dalam suatu kelompok sufi di Timur Tengah, hingga akhirnya mulai berkembang di Amerika Serikat sekitar tahun 1960-an. Kepribadian manusia dalam sistem enneagram, terbagi menjadi 9 tipe. Renee Baron dan Elizabeth Wagele, lewat buku yang berjudul enneagram, berusaha untuk menjelaskan kesembilan tipe tersebut agar lebih mudah dimengerti.
Sembilan Tipe Kepribadian Manusia
Kesembilan tipe kepribadian tersebut adalah :
Tipe 1 perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
Tipe 2 penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
Tipe 3 pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
Tipe 4 romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang biasa-biasa saja.
Tipe 5 pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
Tipe 6 pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
Tipe 7 petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.
Tipe 8 pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
Tipe 9 pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.
Panah dan Sayap
panah dan sayap dalam enneagramSetiap tipe pada enneagram berhubungan langsung dengan 2 tipe lainnya yang disebut sebagai panah. Tipe 1 berhubungan dengan tipe 7 dan 4, tipe 2 dengan tipe 8 dan 4, dst (lihat gambar). Dinamika hubungan antar tipe ini terjadi sebagai berikut : jika dalam keadaan rileks tipe 1 akan mengambil karakter positif dari tipe 7, dan jika dalam keadaan tertekan akan mengambil karakter negatif dari panah sebaliknya, yaitu tipe 4. Sebagai contoh, tipe 1 yang mengambil sisi positif tipe 7 tidak akan terlalu mengkritik diri serta lebih menerima diri, lebih antusias dan optimis, bertindak lebih alami dan spontan. Sedangkan jika sedang tertekan akan mengarahkan kemarahan ke dalam diri sendiri lalu menjadi depresi, hilang kepercayaan diri, dan menginginkan apa yang tidak mereka miliki. Contoh lain, tipe 2 yang sedang rileks, akan mengambil karakter positif dari tipe 4, dan jika sedang tertekan akan mengambil karakter tipe 8. Dan begitu seterusnya dinamika hubungan pada tipe-tipe lainnya.
Selain panah, kepribadian kita dapat tercampur atau terpengaruhi oleh tipe di kanan dan kiri kita. Tipe di kanan dan kiri kita ini disebut dengan sayap. Contohnya, tipe 1 dengan sayap 2 yang lebih kuat, cenderung hangat, lebih suka menolong, mengkritik dan menguasai. Sedangkan tipe 1 dengan sayap 9 lebih kuat, cenderung lebih tenang, lebih santai, objektif dan menjaga jarak.
Tipe-tipe Enneagram dan Myers-Briggs Type Indicator
Bagian akhir buku Enneagram ini berisi penjelasan tentang tipe-tipe kepribadian yang sudah diakui, yaitu Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dan kecocokannya dengan tipe-tipe dalam enneagram. MBTI sendiri adalah suatu inventori kepribadian yang berlandaskan pemikiran dari Carl Gustav Jung, seorang psikiater asal Swiss. Inventori ini mengukur kecenderungan individu berdasarkan empat skala : ekstraversion atau introversionsensing atau intuitionthinking atau feeling, serta judging atauperceiving. Terakhir, terdapat tabel hubungan antara sistem dalam enneagram dan MBTI.
Komentar 
Ada beberapa hal yang membuat buku ini menjadi menarik untuk dibaca, seperti :
1. Buku berjudul The Enneagram Made Easy terbitan Harper San Fransisco ini, diterjemahkan dengan cukup baik sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam memahami isinya. Walau kadang masih terdapat kesalahan dalam pengetikannya.
2. Banyak sekali ilustrasi menarik, baik penjelasan masing-masing tipe maupun perbandingan antara satu tipe dengan tipe lainnya. Tak jarang ilustrasi tersebut berisi lelucon yang mampu menciptakan suasana menyenangkan ketika membaca buku ini.
ilustrasi Enneagram
3. Di awal penjelasan tipe, ada 20 butir pernyataan yang menggambarkan tipe kepribadian tersebut. Pembaca dapat memberi ceklis pada karakteristik yang menggambarkan kepribadiannya. Pernyataan ini dapat membantu pembaca untuk menemukan tipe kepribadiannya dalam enneagram.
4. Penjelasan masing-masing tipe juga cukup banyak ragamnya, mulai dari karakter positif dan negatif tiap tipe, cara bergaul, komentar orang-orang sekitar, hingga saran dan latihan yang tepat untuk tiap tipe.
Namun, ada beberapa hal yang kurang dari buku ini, seperti :
1. Tidak jelas apakah kedua puluh pernyataan yang ada di tiap tipe, didapat menggunakan metode penyusunan alat tes yang baik, sehingga memang benar-benar mampu menggambarkan tiap tipe dengan tepat.
2. Penjelasan tentang tiga pusat dalam tubuh; jantung, perut dan kepala, dirasa kurang memadai, sehingga tidak terlalu memberikan pemahaman yang lebih terhadap kepribadian manusia.
3. Perbandingan antara tipe-tipe dalam enneagram dengan tipe-tipe jungian (MBTI) dirasa agak janggal. Ada kesan bahwa tipe-tipe jungian memang ‘ditempel’ agar pembaca semakin percaya dengan tipe-tipe dalam enneagram, sebab tipe-tipe jungian sudah ada, digunakan dan diakui secara luas sejak lama.
4. Tabel perbandingan sistem dalam enneagram dan MBTI tidak disertai penjelasan, sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami arti tabel tersebut.
5. Sampul buku asli The Ennegram Made Easy lebih menarik untuk dilihat daripada sampul buku versi indonesia yang terlalu ‘gelap’.
Tanggapan : Buku ini sangat cocok untuk yang ingin mengenal kepribadian, dan buku ini masuk dalam semua kalangan, bukannya hanya kalangan psikologi saja.
From :

HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN PSIKOLOGI

A. Pentingnya Pemahaman Matematika statistika dalam Psikologi
peranan statistika dalam psikologi lebih jauh, Statistika sebagai bahan perencanaan,
Statistika sebagai bahan monitoring, Statistika sebagai bahan evaluasi.
penerapan ilmu statistik dalam ilmu psikologi adalah dengan metode wawancara(dengan kuesioner didalamnya terdapat pertanya-tanyaan sehubungan dengan apa yang akan di teliti).
contoh. Bagaimana kita mengukur sisi kepribadian seseorang dilihat dari gaya kepemimpinannya. Dimana kita tahu, Peran kepemimpinan menuntut seorang pemegang jabatan untuk mempengaruhi bawahan, rekan sejawat atau atasan untuk melakukan tindakan dengan cara tertentu, dan bukan dengan cara lain. Setiap orang mengembangkan gayanya sendiri dalam mempengaruhi orang lain, yang dirasakan paling nyaman dan cenderung memberikan hasil yang paling baik baginya. 
Kemudian, Semua pertanyaan yang diajukan dijawab oleh narasumber dan diteliti melalui standart perhitungan dalam ilmu statistik. Hasil dari perhitungan statistik tersebut Bisa atau dapat digambarkan dalam angka atau

pun diagram.

B. Pokok-pokok Penting Matematika, Terkait Dengan Penelitian dan Psikologi Terapan
Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan.

Tipe pengukuran

Ada empat tipe skala pengukuran yang digunakan di dalam statistika, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam pengolahan statistiknya.
·         Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif atau kategoris, misalnya jenis kelamin, agama, dan warna kulit.
·         Skala ordinal selain membedakan sesuatu juga menunjukkan tingkatan, misalnya pendidikan dan tingkat kepuasan pengguna.
·         Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak sehingga titik nol dapat digeser sesuka orang yang mengukur, misalnya tahun dan suhu dalam Celcius.
·         Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak dan tidak dapat digeser sesukanya, misalnya adalah suhu dalam Kelvin, panjang, dan massa.

Matematika juga bisa disebut sebagai ilmu Logik, contoh nya pada tes masuk Perguruan Tinggi, para calon mahasiswa/i biasanya harus mengikuti tes terlebih dahulu, yaiu sebuah tes tulis dengan materi Bahasa Inggris,dan  matematika.  Secara tidak langsung kita akan diukur kemampuan seberapa jauh pola berfikir cepat dan cara kita menyelesaikan masalah.  Menghitung hasil dari Tes IQ juga bisa menggunakan teori statistika untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pola fikir dengan cara menghitung distribusi frekuensi kelompok dengan ukuran tendensi sentral dan letak nilai dan yang patut kita tahu bahwa matematika membentuk pola berpikir kritis, kreatif, inovatis, dan mandiri serta mampu menyelesaikan masalah secara tepat dan dapat ditanggungjawabkan.


#SIP MERANCANG APLIKASI PSIKOLOGI

1. VIA Survey (Psikologi Positif) Survey VIA adalah tes kepribadian psikologi yang telah divalidasi untuk mengukur kekuatan karakt...